Sabtu, 21 Februari 2015

madu obat luka alami

Siapa yang tidak kenal dengan madu? Hampir semua orang menyukainya, rasa manis, gurih dan sensasi hangat yang diberikan madu memang nikmat untuk disantap. Selain dijadikan teman untuk makan roti atau campuran minuman hangat, madu juga berfungsi sebagai obat luka alami.

FAKTA YANG MENGEJUTKAN!

Madu bekerja sebagai antiseptik (zat antimikroba yang dapat mengurangi kemungkinan infeksi) dan anti peradangan, selain itu madu memiliki tingkat keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan antibiotik manapun. Walaupun antibiotik dapat membunuh mikroba, adakalanya ini memicu reaksi kebal bagi mikroba lainnya.
Sedangkan, madu dapat membunuh mikroba penyebab infeksi yang kebal terhadap antibiotik. Apa yang membuat madu berbeda dari jenis antibiotik lainnya? Hal ini dapat di selidiki dari asal mula terbentuknya madu alami yang dihasilkan oleh para lebah pekerja.
Para lebah pekerja mencampur nektar (cairan manis pada bunga) dengan air liur mereka yang mengandung oksidasi glukosa (enzim pengurai glukosa). Nektar yang terurai ini menghasilkan produk sampingan yaitu senyawa hidrogen peroksida dan sering digunakan untuk membersihkan ataupun mensterilkan luka—sayangnya manfaat ini hanya bersifat sementara! Hidrogen peroksida bekerja dengan cara membunuh bakteri pada luka tanpa merusak jaringan yang sehat.
  • Sewaktu madu menempel pada luka, tampaknya cairan dalam tubuh mulai mencairkan dan mengurangi tingkat keasamannya. Secara perlahan dan terus-menerus, zat gula dalam madu diuraikan sehingga produksi hidrogen peroksida tidak terhenti.
  • Perlahan-lahan madu yang menempel akan melembabkan kulit dan mencegah timbulnya kerak setelah luka mengering (keropeng). Madu ini juga merangsang pertumbuhan sel baru sehingga kulit dapat beregenerasi seperti semula.
  • Kandungan anti peradangan pada madu juga dapat mengurangi pembengkakan, meningkatkan aliran darah, dan mencegah timbulnya nanah pada luka. Walau tanpaknya hebat dalam mengatasi luka, madu tidak selalu dapat digunakan oleh semua orang.
  • Kandungan spora botulisme sebesar 5 persen dalam madu tidak cocok bagi anak usia 1 tahun, mengingat belum tersedianya cukup banyak mikroorganisme pengurai pada usus sang anak. Spora botulisme dapat menyebabkan kelumpuhan yang langka dengan ciri gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, kelelahan, dan lemah (pada lengan, otot dada dan kaki).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar